Break Even Point adalah titik dimana Entity/company/business dalam keadaan belum memperoleh keuntungan, tetapi juga sudah tidak merugi. Break Even point atau BEP dapat diartikan suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan yang dinilai menggunakan total biaya). Tetapi analisa BEP tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan apakah mencapai titik BEP, akan tetapi analisa BEP mampu memberikan informasike pada pinjaman perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
Fungsi
Analisis BEP
Rumus BEP/analisis break even point (Analisis
balik modal) digunakan untuk menentukan hal-hal seperti:
§ Jumlah penjualan minimum yang harus
dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan
minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
§ Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk
memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat
produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
§ Mengukur dan menjaga agar penjualan dan
tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
§ Menganalisis perubahan harga jual, harga
pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi. Sehingga analisis
terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan penjualan dan sekaligus
perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami
kerugian. Selanjutnya karena harus memperoleh keuntungan berarti perusahaan
harus berproduksi di atas BEP-nya (Prawirasentono : 1997).
Rumus BEP (Break Even Point)
Berikut beberapa model rumus BEP yang dapat
digunakan dalam analisis Break Even Point :
Pendekatan Matematis
Rumus BEP yang pertama adalah menghitung breakevenpointyangharusdiketahui
adalahjumlahtotalbiaya tetap, biaya variabelperunitatautotalvariabel,hasilpenjualan
total atau harga jual per unit. Rumusyang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Break even point dalam unit.
Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
P : Price per unit
S : Sales Volume
2. Break even point dalam rupiah.
Berikut Contoh
Kasus :
Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di
bidang alat perkakas martildengan data sebagai berikut :
1.
Kapasitas
produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil.
2.
Harga
jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
3.
Total
biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar
Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai
berikut :
1.
Fixed Cost
Overhead Pabrik : Rp.60.000.000,-
Biaya disribusi :Rp.65.000.000,-
Biaya administrasi : Rp.25.000.000,-
Total FC :Rp.150.000.000,-
2.
Variable Cost
Biaya bahan:Rp.70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp.85.000.000,-
Overhead pabrik :Rp.20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp.45.000.000,-
Biaya administrasi : Rp.30.000.000,-
Total VC :Rp.250.000.000,-
Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam
unitmaupun rupiah.
Penyelesaian :
Kapasitas produksi100.000 unit
Harga jual per unit Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- =
Rp. 500.000.000,-
Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai
berikut :
Keterangan : Jadi perusahaan
harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP.
Kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah
sebagai berikut :
Keterangan : Jadi perusahaan
harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- agar terjadi BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan
:
BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 =
Rp.300.000.000,-
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar