Sabtu, 07 Mei 2016

Analisis Break Even Point



Break Even Point adalah titik dimana Entity/company/business dalam keadaan belum memperoleh keuntungan, tetapi juga sudah tidak merugi. Break Even point atau BEP dapat diartikan suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.

BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan yang dinilai menggunakan total biaya). Tetapi analisa BEP tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan apakah mencapai titik BEP, akan tetapi analisa BEP mampu memberikan informasike pada pinjaman perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

 
Fungsi Analisis BEP
Rumus BEP/analisis break even point (Analisis balik modal) digunakan untuk menentukan hal-hal seperti:
§  Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
§  Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
§  Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
§  Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi. Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus memperoleh keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP-nya (Prawirasentono : 1997).

 

Rumus BEP (Break Even Point)

Berikut beberapa model rumus BEP yang dapat digunakan dalam analisis Break Even Point :

Pendekatan Matematis

Rumus BEP yang pertama adalah menghitung breakevenpointyangharusdiketahui adalahjumlahtotalbiaya tetap, biaya variabelperunitatautotalvariabel,hasilpenjualan total atau harga jual per unit. Rumusyang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Break even point dalam unit.

Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
P : Price per unit
S : Sales Volume

2. Break even point dalam rupiah.


Berikut Contoh Kasus :
Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martildengan data sebagai berikut :
1.    Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil.
2.    Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
3.    Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :
1.    Fixed Cost
Overhead Pabrik : Rp.60.000.000,-
Biaya disribusi :Rp.65.000.000,-
Biaya administrasi : Rp.25.000.000,-
Total FC :Rp.150.000.000,-

2.    Variable Cost
Biaya bahan:Rp.70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp.85.000.000,-
Overhead pabrik :Rp.20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp.45.000.000,-
Biaya administrasi : Rp.30.000.000,-
Total VC :Rp.250.000.000,-

Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unitmaupun rupiah.
Penyelesaian :
Kapasitas produksi100.000 unit
Harga jual per unit Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-





Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :


Keterangan : Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP.
Kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :





Keterangan : Jadi perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- agar terjadi BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-


Sumber : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar